Pythagoras (582 SM - 496 SM)
Pythagoras adalah matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Balakangan, ia lebih dikenal sebagai "Bapak Bilangan". Dia telah memberikan sumbangan penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas disebabkan banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya.
Namun demikian, Pythagoras danmurid-muridnya tetap percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat dipresidiksi dan diukur dalam siklus beritme. Menurut dia, dasar segala sesuatunya ialah bilangan. Sehingga, orang yang tahu dan mengerti betul akan bilangan, ia juga akan tahu akan segala sesuatu. Pythagoras adalah ahli ilmu pasti dan ahli musik. Penyelidikan alamnya memang mendalam dan besar pengaruhnya dalam lingkungan ahli pikir zamannya.
Pythagoras lahir di pulau Samos. Ia termasuk keturunan dari keluarga terpandang. Ayahnya bernama Mnesarchos dan sebagian tokoh lain mengatakan dia keturunan Dewa Apollo. Latar sosiokultural tentu juga berpengaruh pada dirinya. Pada masa itu, Samos dipimpin oleh tiran yang bernama Polycrates, seorang bandit tua yang menjadi kaya raya karena memiliki angkatan laut yang banyak dan kuat. Pemimpin tiran ini sering kali merompak dan menghiraukan undang-undang yang berlaku, dan bahkan tega membunuh dua saudaranya sendiri. Samos sendri merupakan kota dagang besar yang bersaing ketat dengan Miletus, tempat lahirnya Thales.
Pythagoras dikenal sebagai pribadi yang menarik, meski pemikiran filsafatnya agak membingungkan. Karena dalam beberapa hal terkesan agak aneh. Lebih-lebih pemikiran Pythagoras mengenai ajaran agama. Ajarannya ia wujudkan dalam bentuk ordo keagamaan yang di berbagai tempat mampu memperoleh kekuasaan atas negara dan meneguhkan kekuasaan pendeta.
Beberapa peraturan yang ada di Ordo Pythagoras tersebut adalah: berpantang makan buncis, jangan menungut sesuatu yang sudah jatuh, jangan menyentuh ayam jago putih, jangan meremukkan roti, jangan melangkahi palang, jangan mengorek api dengan besi, jangan makan bongkahan roti yang masih utuh, jangan maenarik karangan bunga, jangan menduduki takaran kuart, jangan maklan jantung, jangan berjalan kaki di jalan raya, jangan membiarkan burung walet bersarang di atap rumah; jika mengangkat periuk dari perapian, jangan sampai ada bekasnya di atas abu, sehingga abu harus dikorek; jangan melihat cermin di samping cahaya; barangsiapa bangun tidur, gulunglah alas tidurmu dan hilangkan bekas badanmu di situ. Haha, peraturan yang aneh.. :)
Semua petuah tersebut berasal dari konsepsi-konsepsi tabu primitif. Tak sedekit yang mengkritik ajaran Pythagoras tersebut. Di antaranya adalah Cornford dalam bukunya From Religion to Philosophy, dikemukakan bahwa Mazhab Pythagoras merupakan arus utama tradisi mistik yang kita anggap bertentangan dengan kecenderungan ilmiah.
Meski demikian, Pythagoras tetap menjadi tokoh berpengaruh pada para pemikir selanjutnya. Malahan, model kombinasi Pythagoras hingga saat ini masih terus menjadi bahan acuan pemikiran. Terutama kombinasi matematika dan teologi yang bermula dari Pythagoras tersebut. Buktinya, ia telah menanamkan ciri pada filsafat yang bercorak religius di Yunani, di abad Pertengahan, dan Zaman Modern hingga era Immanuel Kant. Hal tersebut bisa dilihat mengenai perpaduan yang mendalam antara agama dan penalaran, antara aspirasi moral dan logika yang memuliakan segala yang baka.
Sumber: Ali Maksum- Pengantar Filsafat
0 CommentS:
Posting Komentar
Terima kasih atas Komentarnya ya..