Halaman

GEORGE LUKACS

1. Konteks Sosial
Pada Perang Dunia I dan Revolusi Rusia pada tahun 1917 menyebabkan munculnya kapitalisme Marx, dan ini yang banyak mempengaruhi pemikiran dari George Lukacs.

Pada saat Trotsky memimpin dewan buruh dalam Revolusi 1905 dan Oktober 1917; Lukacs menjadi menteri dalam pemerintahan revolusioner di Hongaria di 1919; Korsch aktif mempersiapkan revolusi komunis yang gagal di Turingen, Jerman; Gramsci melawan fasisme di Italia; serta Tan Malaka sebagai aktor di balik layar penyulut perjuangan Indonesia menentang imperialisme.


Usaha untuk memecah kebekuan intelektual di kalangan cendekiawan marxis datang dari seorang aktivis Partai Komunis Hongaria, Georg Lukacs (1885-1971). Ia menolak determinisme ekonomi marxisme ortodoks dan menekankan peranan kesadaran kelas proletariat sebagai subyek dialektika sejarah. Karl Korsch (1889-1961), seorang aktivis Partai Komunis Jerman, melangkah lebih jauh lagi. Ia mengemukakan, marxisme pada hakekatnya adalah tafsiran praktis atas kesadaran manusia. Namun, aspek ini dilenyapkan oleh tafsiran positivistik marxisme dalam Internationale II.

2. Fenomena Sosial

Pada tahun 1956 revolusi Honggaria terjadi perdebatan Lukacs yang anti partai revolusioner dan komunis. Selama revolusi itu dalam “Budapest diary” lukacs melihat partai baru hanya bisa memenangkan kepemimpinan sosial bukan kekerasan.
Menurut Lukacs manusia dalam dimensi kapitalis berhadapan dengan realita munculnya kelas. Kelas – kelas tersebut membawa konsekuensi hukum kapitalisme yaitu eksploitasi untuk pemenuhan kepentingan ego sendiri yang tiada habisnya, namun individu sendiri tidak pernah menjadi subjek

3. Pertanyaan yang Diajukan
Lukacs tinggal di Berlin dari tahun 1929 – 1933, namun pindah ke Moskow setelah kebangkitan nazisme Jerman sampai akhir Perang Dunia II.
Apakah teks-teks sejarah masih menyimpan ruang-ruang kosong, yang memiliki berbagai ragam dimensi kebenaran sehingga bisa dihibahkan dalam teks-teks fiksi? Kenapa hingga kini masih saja sering terdengar perdebatan antara pengetahuan sejarah dan realitas sejarah yang sejatinya memiliki perbedaan yang cukup jauh?

4. Penjelasan
Penjelasan yang coba diungkap oleh Georg Lukacs adalah tentang materialism. Dimana Materialisme Marx hanya berkutat pada struktural masyarakat kapitalis. Pada dasarnya Lukacs mengambil konsep komoditas Marxian.
Ada banyak perbedaan pendapat antarkritikus sastra Marxist berkaitan dengan hubungan antara ideologi dan literatur. Karena sejak adanya karya Marx, teoritikus dan Realis sosial Soviet/Rusia, Georg Lukacs, dan Louis Althusser secara berangsur-angsur telah memodifikasi atau memperluas konsep awal Marx. Realis sosial Soviet percaya bahwa ideologi sebagai bagian superstruktural (bangunan struktural), harus sesuai dan berlandaskan pada nilai dasar ekonomi masyarakat. Menurut mereka, literatur haruslah secara jelas mencerminkan nilai dasar ekonomi sebab ia tidak akan berfungsi ketika bernaung di luar nilai dasar yang sudah jelas atau model superstruktural. Sebagaimana realis sosial dan kritikus Georg Lukacs yang merasakan bahwa hanya format fiksi realistis yang secara artistik dan politis lebih sah dan valid. Tetapi Lukacs dan para realis sosial memiliki perspektif yang terbatas. Mereka tidak sadar telah menyimpang keluar dengan karya mereka termasuk pembacaan literal tentang sistem nilai dan bentuk superstruktural.
Hal ini sangat meragukan bahwa Marx dan Engels menggunakan pendekatan deterministik pada literatur. Di dalam karya mereka, literatur bukanlah melulu suatu refleksi pasif dari dasar-dasar ekonomi. Meskipun mereka mengakui literatur tidak bisa merubah sistem dan masyarakat dengan sendirinya, mereka menganggap bahwa literatur dapat menjadi unsur aktif dalam beberapa perubahan.
Dalam pemahaman Lukacs, Marxisme yang benar adalah teori yang dapat menjalankan peranan historisnya sebagai teori revolusioner. Di sini dialektika materialisme menjadi kunci pengertiannya. Kunci ini menyatakan bahwa dalam Marxisme terjadi adanya keatuan antara teori dan praxis dan kenyataan masyarakat sebagai totalitas. Untuk sampai pada pemahaman seperti ini, Lukacs memakai ajaran Hegel mengenai dialektika, yang oleh Marxisme Vulger pandangan ini terlupakan.
Lukacs mengikuti Hegel menyatakan bahwa pemikiran filosofis merupakan unsur menuju subyek absolut bukan sekedar pemikiran kontemplatif subyek mengenai realitas. Dengan demikian Lukacs menjelaskan teori Marx sebagai unsur dalam praktek revolusioner sosialis sendiri. Sebuah teori menjadi praxis revolusioner apabila mengangkat apa yang menjadi kecenderungan objektif kelas sosial yang paling maju. Dengan kemudian merasuk kembali ke dalam kelas itu, teori itu akan memfokuskan perjuangannya dan dengan demikian menjadi faktor kunci dalam pembentukan kesadaran revolusioner kelas itu .
Teori revolusioner menemukan subyek materialisme historisnya dalam diri proletariat. Proletariat adalah suatu realitas konkrit yang sering dikatakan sebagai kelas yang dipersiapkan oleh sejarah untuk mengatasi kaum borjuis. Namun dalam peranannya proletariat memiliki dua cermin yaitu ia sebagai sistem produksi kapitalis dan sebagai kelas bawah, di mana proletariat langsung merasakan segi-segi negatif masyarakat borjuis. Maka oleh karenanya proletariat memiliki kecenderungan objektif untuk memberontak terhadap masyarakat borjuis .
Menurut Lukacs, proletariat adalah subjek objek identik dengan proses sejarah. Ia adalah subjek pertama dalam sejarah yang mampu membentuk kesadaran sosial objektif yang sesuai. Ini merupakan suatu kesatuan antara pengertian tentang realitas sosial dan realitas sosial itu sendiri. Proletariat selain menjadi objek juga sekaligus menjadi subjek. Di satu pihak ia berpartisipasi dalam rasionalitas perekonomian kapitalis tetapi di lain pihak ia merasakan irasionalitasnya. Ia adalah hasil perkembangan sejarah, perkembangan yang mendukung kapitalisme dan ia juga yang akan meneruskan sejarah yang secara sadar membongkar masyarakat borjuis dan menciptakan masyarakat sosialis. Dengan demikian, kesatuan teori dan praxis tercipta .
Proletariat adalah suatu ekspresi sejarah yang semakin mematang menuju transformasi akhir dan juga suatu kesadaran teoritis dari subyek sejarah. Proletariat itu diistimewakan oleh sejarah, tidak hanya dalam hal meraih posisi objektif untuk memberontak secara radikal yang dikemudian hari mampu meruntuhkan pembagian kelas, eksploitasi, konflik sosial, dan pemisahan individu dari kehidupan sosial, alienasi, kesadaran palsu dan ketergantungan manusiawi dalam kekuatan historis intersubyektif. Dalam kecenderungan ini semua kenyataan total dihadirkan dalam pergerakan revolusioner. Kesadaran diri proletariat berkaitan dengan kesadaran sejarah sebagai keseluruhan dalam proses yang semakin menjadikannya matang . Dalam hal ini teori dan praxis bukanlah dua hal yang berbeda melainkan satu dan merupakan fenomena yang sama.

REIFIKASI
Dalam menuju pematangan kesadaran sejarah proletariat diperlukan kesadaran akan realitas masyarakat. Menurut Lukacs, dengan berpatok pada pemahaman fetisisme Marx, telah terjadi reifikasi dalam realitas masyarakat. Istilah reifikasi menunjuk pada apa yang sebenarnya merupakan hubungan antar-manusia bebas kelihatan seperti hubungan antar-benda, jadi sebagai suatu kenyataan objektif. Kekhasan masyarakat borjuis adalah bahwa semua hubungan antar-manusia dikuasai oleh hukum pasar. Dalam kapitalisme segala sesuatu, termasuk hubungan antar-manusia, dimengerti sebagai bentuk komoditi, barang untuk diperjual-belikan. Komoditi dan seluruh proses jual-beli ditentukan oleh hukum-hukum objektif pasar yang menurut paham kapitalisme bersifat ‘alami’ dan ‘rasional’ dan karena itu ‘abadi’. Begitu pula masyarakat borjuis memandang segala macam hubungan antar-manusia, jadi struktur-struktur ekonomis, sosial, politis dan budaya masyarakat kapitalis sebagai pola kehidupan bersama manusia yang paling alami dan rasional. Padahal kekuasaan menyeluruh bentuk komoditi itu merupakan hasil sebuah proses sejarah hasil manusia.
Kegiatan manusia dalam berkerja bukan lagi milik pribadi yang ada sesuai minatnya. Manusia dengan begitu menjadi teralienasi dan proses tidak secara langsung mereka miliki dan kuasai. Mereka sepertinya menjadi tersebar dalam spesifikasi yang diberikan dalam perkerjaan. Misalkan saja seorang yang berkerja di pabrik rokok. Ada orang yang hanya fokus berkerja melinting rokok tersebut. Ia tidak tahu keseluruhan proses dan hanya dengan mengikuti saja apa yang diberikan oleh pabrik. Ia hanya mengambil bagian dalam sistem produksi saja. Keberadaannya hanya ada dalam partikularitas pabrik. Ini oleh Lukacs telah menyingkirkan kedalaman diri manusia di mana manusia itu juga memiliki minat, inisiatif, kreatifitas, dan kepribadian . Oleh masyarakat kapitalis, hal seperti ini tidak menjadi bagian yang dipikirkan melainkan hal yang mengganggu sistem produksi.
Marx memahami bahwa komoditi merupakan fetis yang dianggap memiliki kekuatan mutlak atas semua proses kehidupan masyarakat sedangkan Lukacs melihatnya lebih jauh bahwa hubungan antar manusia juga diberhalakan dalam bentuk komoditi atau dengan kata lain direifikasi. Dengan demikian hubungan antar-manusia dipahami sebagai hukum pertumbuhan komoditi. Hukum tersebut dianggap alami, objektif, dan rasional dalam masyarakat kapitalis. Dengan demikian hubungan antar-manusia tidak lagi ditentukan oleh cita-cita pribadi, persahabatan, perhatian intelektual, kesamaan minat, atau oleh minat untuk berkomunikasi, melainkan oleh hukum pasar.

5. Aliran Pemikiran
Lukacs dipengaruhi oleh beberapa pemikiran di antaranya Subjektivitas Hegel, serta Kapitalisme Marx, serta Weber dan Simmel. Jadi, Lukacs pemikirannya bersifat rasional karena hanya mengadopsi pemikir – pemikir sebelumnya.

6. Latar Belakang Sosial
Lukacs adalah salah satu perdana menteri theorist dari realisme sosialis, yang hanya dapat diterima gaya sastra di Uni Soviet. Untuk juara realisme, khususnya yang dikenakan ideologi realisme, sebagai satu-satunya cara untuk menulis, Lukacs mengatur dirinya sendiri bertentangan dengan gerakan sastra yang enggantikan realisme di Barat, modernisme (penulis seperti James Joyce, William Faulkner, Robert Musil, dan sebagainya). Esai ini adalah upaya untuk membedakan kedua benar-benar, tentu saja dalam kebaikan dari realisme.

7. Keyword
a. Reifikasi
b. Kelas dan kesadaran palsu.

8. Individu yang Otonom
Proletariat itu haruslah dibawa pada kesadaran kelas dan kemudian diajak untuk semakin menyadari kesadarannya tersebut hingga kaum proletar sampai pada kesadaran yang sebenarnya atau yang murni. Ini adalah pemikiran Lukacs atas Marxisme yang berkembang pada saat itu. Ia melihat bahwa kaum proletar walaupun mereka secara fisik berjuang namun karena perjuanggannya sejalan dengan logika borjuis, mereka tidak secara nyata atau murni berjuang. Maka perlulah kesadaran proletariat di mana kesadaran itu menjadi milik proletariat itu sendiri dan tidak hanya masuk dalam ruang politik publik saja. Partai revolusioner dijadikan penjamin adanya kesadaran kelas ini. Kesadaran diklaim tidak bisa begitu saja ada pada proletar melainkan harus dikembangkan dan dicerahkan lewat partai.

9. Fokus Penjelasan
Membandingkan berbagai kelas dalam kapitalisme berdasarkan isu kesadaran kelas. Ia mencurahkan hubungan dialektis antara struktur ekonomi kapitalisme, system gagasan (kesadaran kelas), pemiiran individu hingga tindakan individu. Sehingga perspektif teoritisnya menjadi jembatan antara determinis ekonomi dan marxis yang lebih modern.

10. Jenis Realitas
Pemikiran Lukacs merupakan pemikiran subyektif terhadap karya Marx.

11. Lingkup Realitas Sosial
Lingkup realitas Teori – teori Lukacs adalah makro dimana menjadikan struktur sosial dan sistem sosial sebagai subjek makro/ obyek kajiannya.

12. Asumsi tentang Individu dan Masyarakat
Dalam interaksinya dengan alam, masyarakat menghasilkan berbagai produk namun orang cenderung mengabaikan fakta bahwa merekalah yang menghasilkan komoditas dan memberikan nilai. Karena menurut mereka nilai merupakan hasil dari pasar dan terlepas dari aktor. Sedangkan fetisisme komoditas merupakan proses ketika komoditas dan pasar diyakini memilki eksistensi obyektif terhadap aktor dalam masyarakat kapitalis. Hal inilah yang menjadi dasar oleh Lukacs bagi konsepnya yaitu Reifikasi. Pebedaan antara fetisisme dengan reifikasi terletak pada institusi ekonomi pada fetisisme sedangkan reifikaisi deiberlakukan pada masyarakat.
Kesadaran kelas merujuk pada kepercayaan yang dimilki bersama oleh mereka yang menempati kelas yang sama. Namun menurut lukacs kesadaran kelas bukanlah jumlah atau rata-rata kesadaran individu, dimana ia menjadi milik sekelompok orang yang memilki tempat serupa dalam sebuah sistem produksi. Sedangkan dalam suatu masyarakat kapitalisme terdapat kesadaran palsu dimana tidak memilki pengertian yang jelas antara kelas karena didasrkan pada kepentingan. Kepalsuan kesadaran kelas berasal dari posisi kelas dalam struktur ekonomi masyarakat dimana menurut mereka kesadaran kelas berarti ketidaksadaran atas kondisi ekonomi dan sosiohistori setiap kelasnya.

13. Metodologi
Metodologis yang digunakan oleh Lukacs adalah metode kualitatif.

14. Bias
George Lukacs yang mempunyai prinsip dasar teori bahwa suatu karya seni tidak hanya dibentuk oleh kesadaran lingkungan sosial, tapi juga punya daya untuk membentuk kesadaran. Dan pekerja seni yang mampu merefleksikan esensi realitas, dalam pandangan Lukacs adalah seniman realis. Sedangkan karya yang dihasilkannya adalah seni realisme. Menurut Lukacs pula, seni realisme adalah karya yang dihasilkan atas dasar “totalitas obyek”, hubungan dialektika dari seluruh potensi yang ada di dalam realitas sosial. Seorang pekerja seni, menurut Lukacs adalah seorang realis sejati kalau melalui karya-karyanya ia sungguh memperlihatkan komitmennya pada kaum tertindas.
Lukacs memandang etika dari Marxisme Vulger berhenti pada titik utopis. Artinya kesadaran revolusioner proletariat tidak digunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan dialektika materialisme historis. Etika Marxisme Vulger jatuh dalam fatalisme dan voluntarisme. Fatalisme ekonomistik percaya bahwa revolusi akan datang dan kapitalisme akan tumbang apabila kondisi-kondisi ekonomis sudah matang. Di samping itu, kapitalisme karena dinamika kompetisi sendiri, niscaya akan menciptakan kondisi-kondisi itu. Dalam pandangan ini revolusi sosialis menjadi nasib (fatum) tak terelakkan yang tinggal saja ditunggu kedatangannya. Karena itu, kaum ekonomis itu menolak segala agitasi revolusioner di antara kaum buruh di antara kaum buruh sebagai gerakan tanpa arti.
Membongkar fetisisme estetik yang menumpulkan semangat kritis dalam seni dan sastra. Lewat
realisme, sastra diajak memasuk ruang hingar-bingar pabrik dan, demikian pula, realitas sosial yang pahit. Ia harus merefleksi. Di sini, estetika berfungsi dalam dua area: mental-kognitif dan sosial – reaktif. Dari kedua pola fungsi ini, estetika kiri mengalami pencapaiannya justru pada wilayah mental-kognitif. Sebab, inilah yang kelak meretas jalan menuju wacana kritik kapitalisme dan peneguhan humanisasi dari serbuan komoditas yang materialistik.

0 CommentS:

Posting Komentar

Terima kasih atas Komentarnya ya..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Cari

Adsense Indonesia
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Statistik

Adsense Indonesia