FAKTA-FAKTA SOSIAL
Durkheim mengembangkan konsep masalah pokok sosiologi penting dan kemudian di ujinya melalui studi empiris. Dalam the rule of sociology Durkeim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang disebut fakta-fakta sosial. Ia membayanjgkan fakta sosial sebagai kekuatan dan struktur yang bersifat eksternal dan memaksa individu.
Studi tentang kekuatan dan struktur berskala luas ini- misalnya hukum yang melembaga dan keyakinan moral bersama- dan pengaruhnya terhadap individu menjadi sasaran studi banyak teoritis sosiologi dan di kemudian hari. Durkeim berpendapat bahwa bila ia dapat menghubungkan perilakunya individu seperti bunuh diri itu dengan sebab-sebab sosial maka ia akan dapat menciptakan alasan menyakinkan tentang pentingnya desiplin sosiologi. Tetapi Durkheim tak menguji mengapa individu A dan B melakukan bunuh diri, ia lebih tertarik pada penyebab yang berbeda-beda dalam rata-rata perilaku bunuh diri di kalangan kelompok, wilayah, negara, dan kalangan individu yang berbeda. Argumen dasaranya adalah bahwa sifat dan perubahan fakta sosialah yang menyebabkan perbedaan rata-rata bunuh diri. Misalnya perang atau depresi ekonomi dapat menciptakan perasaan depresi kolektif yang selanjutnya dapat meningkatkan angka bunuh diri.
Studi tentang kekuatan dan struktur berskala luas ini- misalnya hukum yang melembaga dan keyakinan moral bersama- dan pengaruhnya terhadap individu menjadi sasaran studi banyak teoritis sosiologi dan di kemudian hari. Durkeim berpendapat bahwa bila ia dapat menghubungkan perilakunya individu seperti bunuh diri itu dengan sebab-sebab sosial maka ia akan dapat menciptakan alasan menyakinkan tentang pentingnya desiplin sosiologi. Tetapi Durkheim tak menguji mengapa individu A dan B melakukan bunuh diri, ia lebih tertarik pada penyebab yang berbeda-beda dalam rata-rata perilaku bunuh diri di kalangan kelompok, wilayah, negara, dan kalangan individu yang berbeda. Argumen dasaranya adalah bahwa sifat dan perubahan fakta sosialah yang menyebabkan perbedaan rata-rata bunuh diri. Misalnya perang atau depresi ekonomi dapat menciptakan perasaan depresi kolektif yang selanjutnya dapat meningkatkan angka bunuh diri.
AGAMA
Dalam karyanya yang kemudian, fakta sosial nonmaterial menempati posisi jauh lebih sentral yang berpusat pada agama. Dalam karya ini Durkheim membahas masyarakat primitif untuk menentukan akar agama. Durkheim yakin bahwa ia akan dapat secara lebih baik menemukan akar agama itu dengan jalan membandingkan masyarakat primitif yang sederhana ketimbang masyarakat modern yang kompleks. Temuannya adalah bahwa sumber agama adalah masyarakat itu sendiri, masyarakatlah yang menentukan bahwa sesuatu itu bersifat sakral dan yang lain bersifat profan, khususnya dalam kasus yang di sebut totemisme. Dalam agama primitif ini, benda-benda seperti tumbuhan dan binatang didewakan. Selanjutnya totemisme dilihat sebagai tipe khusus fakta sosial nonmaterial sebagai sebentuk kesadaran kolektif. Akhirnya Durkheim menyimpulkan bahwa masyarakat dan agama adalah satu atau sama. Agama adalah cara manusia memperlihatkan cara mereka sendiri dalam bentuk fakta sosial nonmaterial. Sedikit banyak Durkeim tampak mendewakan masyarakat dan produk utamanya. Jelasnya dalam mendewakan masyarakat ia menampakan pendirian yang sangat konservatif, orang tak mau menjatuhkan sumber ketuhanannya atau sunber kehidupan masyarakat. Karena ia menyamakan masyarakat dengan dewa, maka Durkeim tak berkecenderungan untuk mendorong revolusi. Durkheim adalah seorang reformis yang mencari cara untuk meningkatkan masyarakat. Dalam hal ini dan dalam hal lainya, Durkeim sejalan dengan sosiolog Prancis, fakta bahwa ia menghindari berbabagai ekses sosiologi prancis telah menjadikannya sebagai tokoh terpenting dalam sosiologi Prancis.
3 CommentS:
info bermanfaat gan,,makasih ya
terima kasih . bermanfaat untuk perkuliahan saya
👍
Posting Komentar
Terima kasih atas Komentarnya ya..